Kisah 2 Pemuda yang Diusir Umar bin Khatab Karena Tampan


(Ilustrasi gambar 2 lelaki rupawan) 

Salah satu tradisi Khalifah Umar bin Khatab berkeliling ke beragam pelosok Madinah buat mengetahui keadaan rakyatnya dengan cara nyata. & tengah malam itu, Umar mendengar satu buah bait ‘aneh’ yg disenandungkan seseorang perempuan. 

“Adakah jalan utk minuman keras 
& saya dapat meminumnya 
Atau adakah jalan pada Nashr bin Hajjaj?” 

Umar bertanya-tanya. Siapakah Nashr bin Hajjaj yg dinamakan perempuan itu? Sesudah mendapat berita dari pembantunya, Umar seterusnya memanggil laki laki tersebut. Nyatanya Nashr bin  Hajjaj memang lah ganteng. Amat Sangat ganteng. Itukah yg menciptakan sebanyak perempuan tergila-gila padanya? 

Amirul mukminin seterusnya memerintahkan biar rambut Nashr Bin Hajjaj dipotong. Akhirnya? Nashr justru makin kasep. Dulu Umar menyuruhnya memanfaatkan ikat kepala. Nashr justru lebih rupawan lagi. Hasilnya, demi kebaikan Nashr, Umar memerintahkannya bergabung jadi tentara di Bashrah. 


Saat berlalu & Umar konsisten rajin menyaksikan rakyatnya dari dekat, di tengah malam hri. Kali itu, kawan bergelar Al Faruq tersebut mendengar perbincangan sebanyak perempuan. Rupanya mereka tengah membicarakan cowok yg rupawan. & rangkuman mereka, yg paling kasep diantara pria Madinah merupakan Abu Dzuaib. 

Esoknya, Umar memanggil Abu Dzuaib. Nyatanya benar, dirinya amat kasep. Umar serta menyuruhnya biar rambutnya dipotong. Sama seperti Nashr, Abu Dzuaib serta makin ganteng dgn model rambutnya yg baru itu. “Wahai Amirul mukminin,” kata Abu Dzuaib yg mengerti tujuan Umar Bin Khattab, “ apabila saya mesti bertolak, susulkan saya kepada sepupuku.” Ya, Abu Dzuaib merupakan sepupu Nashr Bin Hajjaj. Dulu dia juga menyusul sepupunya itu, jadi tentara Islam di Bashrah. 

Bukan tidak dengan argumen Umar memerintahkan keduanya bertolak jadi tentara. Umar baru saja menyelamatkan mereka dari fitnah perempuan & menggabungkan mereka dgn barisan calon syuhada. Umar serta berikhtiar menyelamatkan para muslimah dari godaan jiwa & fitnah pandangan mata. Dikarenakan Umar paham betul, beruntunglah orang-prang yg menyucikan jiwanya & merugilah beberapa orang yg menodainya. Sucinya hati & bersihnya jiwa, sesungguhnya mampu kelihatan tanda-tandanya dari gelagat sikap & kata-kata. 
Umar paham betul, disaat muslimah sibuk bersama perbincangan ketampanan pria, sesungguhnya hati mereka yg harusnya mulia bersama dzikir & kalam Ilahi, terjatuh terhadap nafsu hewani yg cuma mementingkan fisik & rupa semata. & bukankah zinanya mata merupakan menonton, & zinanya hati dimulai waktu nafsu menguasai? 

Waktu pembicaraan itu berulang, mendarah daging jadi tradisi, sehingga hatinya pun sejak mulai gersang. Gersang dari sentuhan Ilahiyah. Gersang dari nikmatnya ibadah. Jiwa yg sejak mulai melamun, hati yg mulai sejak berimajinasi, sesungguhnya ialah awal dari kehancuran. Kedamaian & kebahagiaan jadi susah didapatkan. 

Masalahnya merupakan, hri ini lebih tidak sedikit perempuan yg disibukkan dgn lebih tidak sedikit Nashr & Abu Dhubaib baru. Bahkan kalau Nashr & Abu Dhubaib yakni pemuda muslim yg setelah itu jadi mujahid, kadang muslimah di era waktu ini mengagumi & mengidolakan selebriti & selebritis non muslim. Yg belum menikah kadang nampak histeris diwaktu bertemu selebriti idolanya. Yg telah menikah tetap pula membicarakan & melamun mereka, padahal suaminya jauh lebih mulia. 

Namun itulah tantangan muslimah di musim waktu ini. & cuma muslimah berjiwa Umar saja yg berani mengusir wajah-wajah rupawan yg bukan haknya, dari kehidupan & imajinasinya. Cuma muslimah berjiwa Umar saja yg berani mogok mulai sejak ketika ini serta, dari pembicaraan yg tak ada manfaatnya & cuma menciptakan jatuh jiwa sucinya.

0 Response to "Kisah 2 Pemuda yang Diusir Umar bin Khatab Karena Tampan"

Post a Comment